Sabtu, 03 November 2012

2000 Kata kanji yang sering di gunakan di Jepang


Apa itu Kanji?

Di bahasa Jepang, hampir semua nomina dan akar dari verba dan adjektiva ditulis dengan huruf China yang 
dinamakan kanji. Adverbia
juga cukup sering ditulis dalam kanji. Ini berarti kamu perlu 
mempelajari huruf-huruf China untuk bisa melek huruf. Tapi tidak semua 
kata ditulis menggunakan kanji. Sebagai contoh, verba 'melakukan' 
sebetunya punya kanji, namun selalu ditulis menggunakan hiragana. Untuk 
menentukan apakah suatu kata harus ditulis menggunakan hiragana atau 
kanji, diperlukan pertimbangan kata per kata dan pengetahuan tentang 
bagaimana suatu kata biasanya ditulis. Tapi, sebagian besar kata bahasa 
Jepang yang memiliki kanji hampir selalu ditulis menggunakan kanji. 
(buku anak-anak dan beberapa bacaan lain di mana pembacanya tidak 
diharapkan tahu banyak kanji adalah perkecualian)
Tutorial ini akan menggunakan kanji sejak awal untuk membantu kamu 
latihan membaca bahasa Jepang "asli" secepat mungkin. Oleh karenanya, 
kita akan membahas beberapa sifat kanji dan mengenal beberapa strategi 
untuk mempelajarinya dengan cepat dan efisien. Menguasai kanji bukanlah 
hal yang mudah, tapi dengan usaha yang giat siapapun bisa mencapainya. 
Bagian tersusah dari perjalanan ini adalah menguasai kemampuan belajar
kanji dan masalah waktu. Secara kasarnya, agar hafalan kanji
kita tidak berhenti hanya sampai ingatan jangka pendek, kamu perlu 
belajar banyak dan yang paling penting untuk jangka waktu yang panjang. 
Yang saya maksud bukanlah belajar lima jam tiap hari namun mengulas cara
menulis kanji sekali tiap beberapa bulan sampai kamu yakin bahwa kamu 
kanji tersebut benar-benar telah tertanam dalam ingatan. Tidak ada 
alasan baik untuk menunda pekerjaan besar mempelajari kanji sampai 
"tingkat lanjut". Dengan mempelajari kanji bersamaan dengan kosakata 
baru sejak awal, tugas besar menguasai kanji bisa dibagi menjadi 
tahap-tahap kecil yang lebih mudah dikelola, dan waktu tambahan tersebut
membantu melekatkan kanji yang telah dipelajari ke ingatan permanen.
Sebagai tambahan, mengetahui kanji akan sangat membantu kamu 
mempelajari kata-kata baru, yang seringkali merupakan gabungan dari 
kanji-kanji yang telah kamu pelajari. Contohnya, kalau kamu telah 
mengetahui kanji "bergerak" 動 (どう), kanji "menanam" 植 (しょく), dan kanji 
"benda" 物 (ぶつ), maka pengetahuan tersebut akan membantu kamu mempelajari
bahasa Jepang "binatang" yaitu 動物 (どうぶつ) dan "tumbuhan" yaitu 植物 
(しょくぶつ). Ya, di bahasa Jepang binatang adalah "benda yang bergerak" dan 
tanaman adalah "benda yang ditanam"! Kalau kamu mempelajari kanji 
belakangan, keuntungan ini tidak akan diperoleh.

Mempelajari Kanji

Semua materi yang kamu butuhkan untuk mulai belajar kanji tersedia di
internet dengan gratis di Jim Breen's 
WWWJDIC
. Selain kamusnya yang besar, situs tersebut punya diagram 
urutan guratan untuk 1.945
kanji jouyou
(hampir seluruh kanji yang akan kamu 
jumpai). Terutama bagi yang baru mulai belajar, kamu perlu menulis 
setiap kanji berulang-ulang untuk menghafalkan urutan guratannya. 
Kemampuan penting lainnya adalah mempelajari cara menyeimbangkan tiap 
huruf sehingga bagian-bagiannya tidaklah terlalu besar maupun kecil. 
Jadi pastikan untuk meniru hurufnya semirip mungkin dengan contoh yang 
ada. Pada akhirnya, kamu akan otomatis menguasai cara menulis 
bagian-bagian yang sering muncul sehingga kalau kamu menemui kanji baru 
kamu akan langsung tahu cara menulisnya dengan benar. Semua kanji di 
tutorial ini bisa dengan mudah dicari di WWWJDIC dengan copy-paste.

Membaca Kanji

Hampir semua kanji memiliki dua jenis pengucapan yaitu on-yomi (音読み) 
dan kun-yomi (訓読み). On-yomi adalah bacaan aslinya dari China dan 
kun-yomi adalah bacaan Jepangnya. Kanji yang berdiri sendiri biasanya 
dibaca dengan kun-yomi sedangkan kanji yang merupakan bagian dari kata 
gabungan atau jukugo (熟語) biasanya dibaca dengan on-yomi. Sebagai 
contoh, 「力」(ちから, tenaga) dibaca dengan kun-yomi sedangkan huruf yang 
sama di kata gabungan seperti 「能力」(のうりょく, kemampuan) dibaca dengan 
on-yomi (dalam kasus ini 「りょく」.
Huruf-huruf tertentu (terutama yang paling umum) bisa memiliki lebih 
dari satu on-yomi maupun kun-yomi. Contohnya, pada kata 「怪力」(かいりき, 
kekuatan super), 「力」 dibaca 「りき」 dan bukan 「りょく」 seperti pada contoh 
sebelumnya. Beberapa kata gabungan juga punya bacaan yang sama sekali 
tidak berhubungan dengan bacaan huruf-huruf pembentuknya. Contohnya 
adalah 「今朝」 yang berarti "pagi ini" dan dibaca 「けさ」. Bacaan khusus ini 
harus dihafalkan secara terpisah. Untungnya, bacaan khusus tersebut 
jarang-jarang.
Kun-yomi juga digunakan untuk adjektiva dan verba. Kata-kata tersebut
sering diakhiri oleh sejumlah hiragana yang disebut okurigana (送り仮名). 
Bacaan yang termuat di dalam huruf Chinanya akan tetap sama walaupun 
katanya dikonjugasi ke berbagai macam bentuk. Sebagai contoh, bentuk 
lampau verba "makan" 「食べる」(たべる) adalah 「食べた」(たべた). Walaupun verbanya 
berubah bentuk, 「食」 tetap dibaca sama yaitu 「た」.
Konsep lain yang pada awalnya susah ditangkap adalah bacaan suatu 
kanji bisa sedikit berubah di dalam kata gabungan agar katanya lebih 
mudah diucapkan. Perubahan yang umum terjadi contohnya suara "h" berubah
menjadi "b" atau "p" dan 「つ」 yang menjadi 「っ」. Contohnya adalah 
「一杯」(いっぱい, segelas)、「徹底」(てってい, seksama)、dan 「学校」(がっこう, sekolah).
Aspek menyenangkan kanji yang lainnya adalah kata-kata yang arti 
dasarnya sama dan dibaca sama namun memiliki kanji yang berbeda untuk 
menyampaikan perbedaan nuansa yang tipis. Contohnya 「聞く」(きく) berarti 
"mendengar" dan begitu juga 「聴く」(きく). Bedanya adalah 「聴く」 berarti kita
lebih memperhatikan yang didengarkan. Misalnya, pada kasus mendengar 
musik yang digunakan hampir selalu 「聴く」 dan bukan 「聞く」. 「聞く」 juga bisa 
berarti "bertanya", namun 「訊く」(きく) selalu berarti "bertanya". Contoh 
lainnya adalah 「見る」(みる) yang berarti "melihat", namun untuk melihat 
pertunjukan misalnya film bioskop sering digunakan kanji lain yaitu 
「観る」(みる). Contoh menarik lain adalah 「書く」(かく) yang berarti "menulis" dan
「描く」(かく) yang berarti "menggambar". Ada juga kasus di mana arti dan 
kanjinya tetap tapi bacaanya bermacam-macam, misalnya "hari ini" 「今日」 
yang bisa dibaca 「きょう」、「こんじつ」、maupun 「こんにち」. Dalam kasus ini, sebetulnya
tidak masalah bacaan mana yang dipakai, walaupun bacaan tertentu lebih 
dipilih pada situasi tertentu.
Terakhir, ada satu huruf 々 yang mungkin lebih merupakan tanda baca. 
Tanda tersebut berarti bahwa huruf sebelumnya diulang. Contohnya, 
「時時」、「様様」、「色色」、dan 「一一」 bisa dan biasanya ditulis sebagai
「時々」、「様々」、「色々」、「一々」.
Selain "fitur-fitur" kanji yang telah disebutkan, masih ada 
beberapa keanehan dan kejutan menyenangkan yang akan kamu temui saat 
kamu memperdalam studi bahasa Jepangmu. Silahkan putuskan sendiri apakah
pernyataan tersebut merupakan sarkasme. Namun, janganlah takut dan 
menganggap bahwa bahasa Jepang susahnya minta ampun. Kebanyakan kata di
bahasa ini hanya memiliki satu penulisan kanji dan kebanyakan kanji 
hanya memiliki dua bacaan.

Kenapa Kanji?

Beberapa orang merasa bahwa sistem yang menggunakan simbol-simbol tak
beraturan dan bukan alfabet yang sistematis bersifat kuno dan rumit 
secara berlebihan. Dan memang, mungking mengadopsi huruf China untuk 
bahasa Jepang bukanlah ide yang baik karena kedua bahasa tersebut 
strukturnya berbeda secara mendasar. Tapi tujuan tutorial ini bukanlah 
untuk mendebat keputusan yang telah dibuat beribu-ribu tahun yang lalu 
tetapi untuk menjelaskan kenapa kamu harus belajar kanji untuk 
menguasai bahasa Jepang. Dan saya berharap untuk menjelaskan lebih dari 
sekedar "memang harus begitu jadi lakukan saja!".
Beberapa orang merasa bahwa seharusnya bahasa Jepang berganti dari 
huruf China ke romaji sehingga orang-orang asing tidak perlu dipusingkan
dengan huruf-huruf kompleks. Pada kenyataannya, bahasa Korea relatif 
baru-baru ini sukses besar berpindah ke sistem penulisannya sendiri 
untuk menyederhanakan bahasa tertulisnya yang dulu juga menggunakan 
huruf China. Lalu mengapa hal ini tidak bisa terjadi untuk bahasa 
Jepang? Saya rasa pemerintah sebetulnya telah mencoba mengganti kanji 
dengan romaji sesaat setelah perang dunia kedua namun tidak menjumpai 
keberhasilan. Pasti seseorang yang telah mengetik cukup banyak bahasa 
Jepang di komputer bisa tahu kenapa hal tersebut tidak berhasil. Saat 
kamu berusaha mengkonversi hiragana menjadi kanji, kamu hampir selalu 
disogohi paling tidak dua pilihan (homofon) dan kadang bisa sampai 
sepuluh (coba ketik kikan). 46 atau berapalah jumlah suara di bahasa 
Jepang sangatlah sedikit, sehingga susah untuk menghindari homofon. 
Bandingkan dengan bahasa Korea yang memiliki 14 konsonan dan 10 vokal. 
Masing-masing konsonan ini bisa dipasangkan dengan vokal manapun 
sehingga ada 140 suara. Sebagai tambahan, konsonan ketiga bahkan keempat
bisa ditambahkan untuk menghasilkan suatu huruf. Ini memberikan jumlah 
suara teoritis yang lebih dari 1960. (jumlah suara yang benar-benar 
dipakai jauh lebih sedikit, tapi saya tidak tahu berapa pastinya)
Karena orang ingin membaca jauh lebih cepat dibanding saat berbicara,
diperlukan sejenis petunjuk visual untuk memungkinkan pengenalan kata 
secara instan. Kamu bisa menggunakan bentuk kata di bahasa Indonesia 
untuk ngebut melintasi tulisan karena sebagian besar kata memiliki 
bentuk berbeda. Coba latihan kecil ini: hlao, waalupun seuma ktaa di 
kmaliat ini ejaanyna sahla, apkaah kmau mahsi bias membcaaku? Di bahasa 
Korea petunjuk visual ini juga ada karena bahasa tersebut memiliki 
jumlah huruf yang cukup banyak untuk membedakan bentuk-bentuk kata. 
Namun, karena petunjuk visualnya tidak sejelas kanji, spasi perlu 
digunakan untuk menghilangkan ambiguitas. (kapan di di mana menggunakan 
spasi ternyata menjadi masalah tersendiri)
Dengan kanji, bahasa Jepang tidak perlu dipusingkan oleh spasi dan 
banyak masalah yang berkaitan dengan homofon terselesaikan. Tanpa kanji,
bahkan dengan bantuan spasi, ambiguitas dan kurangnya petunjuk visual 
akan menjadikan tulisan Jepang sangat susah dibaca.
Huruf kanji merupakan
salah satu aspek yang sulit dalam mempelajari  bahasa Jepang
Hal ini dirasakan bila kita tidak memiliki latar belakang budaya kanji. 
Walaupun memiliki  budaya kanji pun seperti Korea, China, Taiwan kadang 
terasa sulit bila berhadapan dengan kanji Jepang.
Denga melihat bentuknya mereka biasanya 
tahu apa arti kanji
tersebut, bagaimana penulisannya, tetapi mereka terbentur pada cara 
membacanya. Walaupun bentuk kanji yang dipakai dalam bahasa Jepang sama
dengan seperti kanji China atau Korea, tetapi cara membacanya sama 
sekali berbeda.
Itulah salah satu kesulitan mempelajari 
huruf kanji
yang sering dialami oleh para pembelajar yang memiliki latar belakang 
kanji. Kalau kita ingin menguasai bahasa Jepang lebih 
mendalam, maka keterampilan baca tulis huruf kanji harus dikuasai. 
Tetapi kalau kita hanya ingin menguasai percakapan sederhana saja, 
penguasaan huruf kanji dapat dipelajari secara sepintas saja.
Untuk menguasai huruf kanji
Jepang tidaklah begitu susah kalau kita sering berlatih menggunakannya.
Berikut ini dasar-dasar mempelajari huruf kanji yaitu :
1. Bushu
Huruf kanji terbentuk dari beberapa 
garis atau coretan yang membentuk bagian-bagian kanji, lalu 
bagian-bagian tersebut pada akhirnya membentuk huruf kanji secara utuh. Bushuadalah istilah
yang berkenaan dengan bagian-bagian yang ada pada sebuah huruf kanji 
yang dapat dijadikan suatu dasar untuk pengklasifikasian huruf kanji.
Hal ini akan memudahkan kita ketika 
mencari arti suatu kanji pada sebuah kamus. Karena 
biasanya kamus kanji selalu dilengkapi dengan daftar bushu untuk 
mempermudah cara pemakaiannya.
2. Kakusuu
Kakusuu adalah 
jumlah garis atau coretan yng membentuk huruf kanji, garis-garis atau 
coretan-coretan yang membentuk huruf kanji ini biasanya dihitung. Jumlah
garis atau coretan yang membentuk kanji sangat beragam, ada kanji yang 
sederhana yang terbentuk dari garis atau coretan yang sedikit, namun ada
juga kanji rumit yang memiliki jumlah garis atau coretan cukup banyak.
Untuk mengetahui jumlah garis atau 
coretan kanji pertama-tama kita harus mengetahui garis atau coretan yang
sering dipakai dalam penulisan kanji. Kakusuu pun dapat dipakai untuk 
mencari arti kanji yang ada pada sebuah kamus kanji.
3. Hitsujun
Hitsujun adalah 
urutan penulisan garis-garis atau coretan pada saat menulis kanji. 
Penulisan huruf kanji ini harus berurutan dengan benar. Penulisan kanji 
dengan garis atau coretan tidak dilakukan secara sembarang tetapi ada 
tata caranya.Pertama-tama kita harus menulis coretan bagian atas dulu 
lalu bagian tengah dan yang terahir barulah menulis coretan bagian 
bawah.
Istilah hitsujun ini tidak saja berlaku 
bagi penulisan kanji saja tetapi juga berlaku bagi penulisa huruf 
hiragana dan katakana. Dalam prakteknya hitsujun ini akan sangat 
membantu untuk menghafal huruf kanji satu demi satu secara tepat.
4. Rikusho
Rikusho adalah 
bahasan tentang asal-usul sebuah kanji dilihat dari segi pembentukan 
serta pemakaiannya. Ada huruf kanji yang dibuat dengan cara meniru atau 
menggambarkan bentuk sebuah benda misalnya kanji yama “gunung, kanji 
kawa “sungai” dan lain sebagainya.
5. On’Yomi dan Kun’yomi
On’yomi adalah 
pembacaan kanji dengan cara meniru pengucapannya dalam bahasa China 
jaman dulu sedangkan kun’yomi adalah 
pembacaan kanji dengan cara menetapkan bahasa jepang sebagai cara 
membaca kanji. Di dalam kamus kanji biasanya on’yomi ditulis dengan 
huruf katakana, sedangkan kun’yomi ditulis dengan huruf hiragana.

2 komentar: